Penanaman Nilai Multikultural dengan Metode Hybrid Learning pada Masa Pandemi Covid-19
DOI:
https://doi.org/10.46772/jamu.v1i02.354Keywords:
Nilai Multikultural, Metode Hybrid LearningAbstract
Malahayu merupakan desa terluas yang ada di Kecamatan Banjarharjo, sehingga bisa dibilang memiliki jumlah penduduk terbesar dibandingkan dengan desa lain yang ada di Kabupaten Banjarharjo. Karena ada banyak orang juga ada kebiasaan yang berbeda. Dari perbedaan tersebut, jika masyarakat tidak memahami bagaimana cara menanamkan nilai-nilai multikulturalisme maka akan timbul / timbul konflik. Permasalahan di Desa Malahayu sendiri adalah kurangnya solidaritas masyarakat sesuai dengan nilai-nilai multikultural di sekitar lingkungannya. Solidaritas sosial masyarakat multikultural yang dimaksud dalam tulisan ini adalah membangun kembali solidaritas sosial yang terpecah akibat pandemi Covid-19 dan dari hasil observasi yang dilakukan menghasilkan informasi bahwa dalam setiap kegiatan pemilihan kepala desa merupakan hasil dari perbedaan Pendapat yang terjadi dalam masyarakat yang mengakibatkan perpecahan antar individu atau kelompok, sehingga solidaritas antar komunitas semakin menurun. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai multikulturalisme pada masyarakat agar nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat agar tidak menimbulkan kerenggangan antar anggota masyarakat dan seringkali menimbulkan konflik / perpecahan antar anggota masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan menggunakan metode Hybrid Learning yang merupakan gabungan antara metode pembelajaran berbasis e-learning (pembelajaran elektronik) dengan metode pembelajaran tatap muka atau metode konvensional. Cara ini sangat tepat dilakukan pada saat pandemi Covid-19 seperti saat ini, karena bisa dilakukan secara tatap muka maupun online (media internet).